Jakarta - Tingginya biaya pengiriman barang masih menjadi tantangan bagi sektor logistik di tanah air. Tantangan yang sama juga dirasakan oleh PT Perkebunan Nusantara VIII (PTPN VIII). Upaya mengatasi tantangan logistik di sektor perkebunan, PTPN VIII menggandeng Logee, platform logistik digital yang dikembangkan oleh Telkom. Kerja sama antara Telkom dan PTPN VIII ditandai dengan penandatanganan kesepakatan antara Executive Vice President Divisi Enterprise Service Telkom Dedy Mardhianto dan Direktur PTPN VIII Didik Prasetyo, Selasa (23/5).
Agenda tersebut turut dihadiri Head of Digital Vertical Ecosystem Logistic & Agriculture Telkom Hikmatullah Insan Purnama, GM Segmen Agriculture & Forestry Service Telkom Djauhari Nurachman, Tribe Leader LOGEE Ibrahim beserta tim. Sementara itu, dari PTPN VII hadir SEVP Operasional Dian Hadiyana Arief, Kabag Teknik dan Pengolahan Laeli Fadli Arif, Kasubag Logistik Komoditi Jimmy Permana beserta jajaran.
Wujud sinergi, kolaborasi ini juga sebagai bagian dari peran aktif Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dalam mendukung program pemerintah untuk menurunkan biaya logistik nasional.
Direktur Utama PTPN VIII menjelaskan bahwa sinergitas antara dua BUMN ini merupakan kerja sama lanjutan atas keberhasilan layanan Telkom dalam mendukung upaya PTPN dalam mendigitalisasikan proses bisnisnya. Kerja sama ini merupakan kelanjutan dan pengembangan atas kerjasama sebelummya antara PTPN VIII dan Telkom untuk gudang Bandung yang telah berjalan baik sejak September 2022.
Implementasi layanan Logee berperan dalam memberikan manfaat kepada PTPN VIII untuk mengakselerasi pelayanan kepada pelanggan, serta meningkatkan kemampuan PTPN VIII dalam mengetahui secara pasti ketersedian produk.
Executive Vice President Divisi Enterprise Service Telkom Dedy Mardhianto berharap kerjasama ini dapat menghasilkan benefit bagi kedua belah pihak. "Bagi PTPN VIII dapat menjadi bagian dari journey yang dilakukan dalam melakukan transformasi digital di bidang Agriculture. Dan bagi Telkom ini juga merupakan good experience dalam pengelolaan logistik di industri Agriculture, khususnya komoditas teh. Semoga teh made in Indonesia bisa semakin mendunia, dan brand teh PTPN VIII yakni Walini semakin kuat di pasar domestik,” tutup Dedy.