Jakarta – PT Mitra Adiperkasa Tbk atau dikenal MAP merupakan salah satu perusahaan retail terkemuka di Indonesia. Berdiri pada tahun 1995, MAP mengalami perkembangan pesat yang mengukir banyak prestasi selama 20 tahun berdiri. Dalam mempertahankan prestasinya, banyak lika-liku yang dihadapi oleh MAP. Salah satunya pandemik COVID-19 yang menyebabkan konsumennya beralih ke industri e-commerce yang dinilai lebih sesuai dengan kondisi pandemik saat ini. Hal tersebut menjadi tantangan bagi MAP untuk terus berinovasi mengikuti perilaku konsumen dan perkembangan zaman agar MAP tetap dapat bertahan dalam kondisi apapun. Dalam rangka membangkitkan bisnis MAP, DES berupaya merangkum strategi dan solusi tepat yang dapat DES berikan kepada MAP melalui agenda Ngopti Santai, Kamis (9/9).
Acara dihadiri oleh Deputy Executive Vice Presdient Divisi Enterprise Service Telkom Aziz Sidqi, serta tim terkait.
Berdasarkan insight, sektor wholesale dan retail menjadi penyumbang GDP ke-3 di Indonesia dengan presentase 12,93%, dan diprediksi tumbuh sekitar 6% hingga tahun 2023. Presentase berbeda jauh dengan perkembangan industri e-commerce yang tumbuh 48% hingga tahun 2025.
Beberapa hal yang menjadi fokus perhatian mengapa industri e-commerce dapat melaju lebih cepat dari industri retail, salah satunya kegiatan jual beli melalui mobile. E-commerce bergerak secara fleksibel, termasuk di saat pandemi, sehingga mendorong minat masyarakat untuk beralih ke industri tersebut.
Berbeda halnya dengan MAP sebagai industri retail, komponen Sales MAP Active ikut menurun hingga hampir 30% yang disebabkan oleh COVID-19. Akibatnya daya beli masyarakat pun menurun dan berimbas pada net income yang menurun. Namun, disebut juga bahwa BOPO MAP masih berada dalam posisi aman.
POS Unified Commerce dan BOPIS dapat menjadi solusi bagi MAP. POS merupakan end-to-end solution untuk retail industri yang dapat mengintegrasikan multichannel sales. Sementara BOPIS (Buy Online Pickup in Store) merupakan suatu sistem digital yang memungkinkan pelanggan untuk belanja secara online dan kemudian menggunakan fitur pick up di store. Namun perlu dipastikan apakah unified POS yang dimiliki Telkom dapat meng-enhance POS yang sudah ada di MAP.
Menghadapi berbagai tantangan di tengah pandemi, customer juga ikut andil dalam memberikan kontribusi yang sangat signifikan bagi MAP. Inpoin dan gamification dapat menjadi solusi jitu bagi MAP untuk mendorong customer agar terus bertransaksi, set the experience, target, dan mission.
Gamification dianggap dapat membangun loyalty dan engagement pelanggan hingga 40%. Di sisi lain, Inpoin dinilai dapat mengukur performance store, customer hingga karyawan dengan penjualan terbaik.
Tidak hanya pada peningkatan CX Level dan digitisasi internal, Telkom juga perlu memberikan solusi untuk MAP dalam efisiensi cost dengan melakukan cost cutting, seperti penurunan beban listrik yang besar. “Beban listrik menjadi masalah umum di industri retail. Harapannya dari setiap industri retail, akan ada solusi dari permasalahan tersebut,” pungkas Iman.